inzeksen 125

inzeksen 125

Kamis, 20 Januari 2011

Potensi Banjir Lahar Merapi Masih Besar

20 Januari 2011 | 19:25 wib Materi Vulkanik Merapi Baru Keluar Setengah

Potensi Banjir Lahar Merapi Masih Besar

Bandung, CyberNews. Cadangan material vulkanik Gunung Merapi yang berpotensi berubah menjadi banjir lahar dingin, masih sangat besar. Warga, termasuk yang tinggal di kawasan barat gunung antara DIY-Jateng itu tetap diminta menjaga kewaspadaannya.
Sampai Kamis (20/1), kikisan banjir lahar dingin yang mengaliri sungai-sungai yang berhulu di Merapi, bahkan belum mencapai setengahnya, dari total volume produk letusan 2010. Saat itu, Merapi mengeluarkan 150 juta meter kubik material vulkaniknya di sekitar tubuh gunungnya.
"Kami perkirakan baru sebanyak 40 persen material vulkanik Merapi yang sudah turun melalui banjir lahar," jelas Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Dr Surono di Bandung.
Sekitar 60 juta material vulkanik itu terbawa bersama hujan yang intens turun di puncak Merapi. Hujan pun dilaporkan masih turun dengan kecurahan yang tinggi di kawasan endapan tersebut.
Surono menyebut jatuhan material ringan seperti abu, pasir, kerikil, dan kerakal yang jatuh di barat gunung memang kurang menguntungkan bagi wilayah di bawahnya. Kawasan itu menjadi rentan tersapu banjir lahar dingin.
"Triger awal lahar di bagian barat berupa material letusan yang tertiup angin. Material ringan mudah membentuk lahar, saat mengalir akan menggerus, dan mendorong material lainnya baik batu kecil hingga besar, termasuk material berat produk letusan Merapi yang lalu," tandasnya.
Menurut Surono, dengan jumlah material yang begitu melimpah, masa banjir lahar dingin Merapi bakal berlangsung panjang. Tidak hanya terjadi di musim hujan kali ini. "Sisa materialnya tidak akan habis sekaligus dalam musim hujan yang
diperkirakan hingga Maret mendatang misalnya, tapi musim dapat berlanjut pada musim hujan berikutnya," jelas Surono.
Pertimbangan Matang
Pelurusan alur sungai, imbuhnya, harus dipertimbangkan secara matang. Pasalnya, efek merusak banjir lahar dingin akibat daya dorong arusnya yang luar biasa terhadap bidang yang dilewatinya akan semakin tersalurkan. Kecepatannya pun semakin tinggi sehingga tingkat ancaman bisa menjadi semakin besar terutama terhadap fasilitas infrastruktur.
Warga yang tinggal di sekitaran alur kali di antaranya Kali Putih, Jumoyo tetap diminta melakukan pencermatan untuk kondisi saat ini. Tidak ada yang dapat dilakukan mereka kecuali menghindar dari ancaman terjangan banjir lahar.
Langkah tersebut dapat diimbangi dengan menggelar sistem peringatan dini yang baik berupa peluncuran tanda bahaya yang tepat atas datangnya banjir lahar dingin terhadap warga yang tinggal di sekitaran kali. "Warga dapat berkoordinasi dengan petugas pos-pos pengamatan Gunung Merapi, karena alat kami dapat mendeteksi pula getaran lahar dingin," jelasnya.
Terkait infrastruktur terutama yang berfungsi sebagai penghubung antardesa, penggunaan jembatan yang terbuat dari bambu dinilai lebih baik untuk saat ini. Kendati kondisi itu tetap harus dibarengi dengan kewaspadaan yang tinggi dari masyarakat yang berinisiatif membangunnya.
Lebih dari itu, Surono berharap Pemda setempat dapat menggunakan momentum banjir lahar dingin itu guna menata tata ruang di wilayahnya, terutama yang menyangkut kawasan permukiman. "Bukan berandai-andai lagi, sekarang kan semua sudah melihat dampaknya. Persoalannya sekarang bukan hanya meningkatkan PAD, tapi bagaimana melindungi masyarakat dari kondisi seperti ini misalnya," tandasnya.
( Setiady Dwi / CN26 / JBSM )


Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money